Setelah sebelumnya saya rajin berburu silver coins
international seperti American Silver Eagle, Canadian Maple Leaf dll, beberapa
hari terakhir ini saya rajin mengoleksi koin dirham perak “lokal” seperti koin
dirham Antam, koin dirham Wakala Induk Nusantara (WIN), koin dirham seri
kesultanan dari WIM, serta koin dirham IMN. Semuanya dalam pecahan 1 dirham
yang beratnya kurang lebih sekitar 3 gram. Seluruh koin saya beli dari toko
online seperti lazada, tokopedia, dan bukalapak.
Koin Dirham Antam
Dari ke-empat jenis koin dirham perak tersebut di atas, koin
dirham antam adalah koin yang paling mahal. Harga sekeping koin dirham antam
sekitar 160 ribu, jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan koin dirham keluaran
WIN, WIM, dan IMN.
Secara desain, koin Antam sangat menarik dan rumit. Dan koin
itu sendiri nampak cemerlang (bright and
shiny), walaupun koin tsb diproduksi pada tahun 2003 sebagaimana keterangan
yang tertera pada koin itu sendiri. Koin ini disertai secarik sertifikat,
dimana pada sertifikat disertai keterangan bahwa diameter koin ini sebesar
25mm, sebuah diameter yang menurut saya sangat lebar untuk ukuran koin
seringan 2,975 gram. Karena diameter koin yang sangat lebar sementara berat koin
itu sendiri hanya 2,975 gram membuat koin ini menjadi sangat tipis, sehingga
saya merasa khawatir jika koin ini akan patah jika saya menjatuhkan koin ini ke
lantai atau memasukkan koin ini ke dalam saku celana jeans saya. (NB: saya
tidak berniat untuk menguji sampai sejauh mana ketahananan koin ini, sehingga
saya tidak akan pernah menjatuhkannya secara sengaja, dan tidak akan memasukkan
koin ini ke dalam saku jelana jeans saya).
Koin Dirham Wakala
Induk Nusantara
Koin dirham dari WIN ini saya beli dengan harga cukup murah,
yaitu hanya 70 ribu rupiah per keping. Saya membeli koin ini 2 kali, dimana
koin yang saya peroleh merupakan koin keluaran tahun 2003 yang mana
pada koin tersebut masih mencatumkan kode (logam), kadar, serta berat dari
koin, dan hal ini memang sesuai dengan standar internasional.
Diameter koin WIN ini sesuai sertifikat adalah 25 mm atau
sama dengan diameter koin Antam, sehingga sebagaimana koin dirham Antam, koin
WIN ini terkesan agak ringkih dan agak rentan untuk patah atau rusak. Secara
desain, koin WIN ini menarik dan cukup rumit, tidak kalah dengan koin keluaran
Antam, walaupun kalau dilihat dari tingkat kecemerlangan maka koin WIN ini
sedikit kalah cemerlang dibanding koin Antam. Tapi itu bukan masalah, toh harga
koin Wakala jauh lebih murah daripada koin Antam.
Gambar koin Dirham Kesultanan Ternate dan koin Dirham WIN
dibandingkan koin perak 1/10 Buffalo round, ¼ oz Noah’s Ark, ¼ oz Buffalo serta
uang seribu rupiah.
Koin Dirham Seri
Kesultanan dari WIM
Koin Dirham Kesultanan ini sebenarnya terdiri dari beberapa
jenis, sebut saja misalnya Kesultanan Ternate, Kesultanan Bintan, Kesultanan
Cirebon, dan Kesultanan Tanjung Pura. Namun, untuk review ini saya menggunakan
koin seri Kesultanan Ternate.
Berbeda dengan koin Antam dan koin WIN yang disertai
sertifikat, maka koin dirham seri Kesultanan tidak memiliki sertifikat. Namun,
untuk koin dirham Kesultanan Ternate kelebihannya adalah disertai dengan
kapsul. Walaupun koin dirham seri kesultanan ini tidak disertai dengan
sertifikat, namun hal tersebut bagi saya bukan masalah, karena keterangan
mengenai kode logam, kadar dan berat koin sudah ada di badan koin itu sendiri.
Lagi pula, selama saya membeli koin perak internasional seperti American Silver Eagle dan Canadian Maple Leaf, tidak ada satu pun
yang disertai sertifikat, kecuali kalau saya membeli koin yang dinilai (graded) oleh lembaga seperti NGC dan
PCGS.
Dimensi koin ini “hanya” sekitar 23mm , membuatnya nampak
sedikit lebih kecil jika dibandingkan dengan koin dirham Antam maupun WIN. Namun
justru di situlah kelebihannya. Diameter yang lebih kecil tsb otomatis membuat
koin dirham seri Kesultanan lebih tebal daripada koin dirham Antam dan WIN.
Dengan demikian, perasaan saya mengatakan kalau koin dirham seri Kesultanan
serasa lebih kokoh jika dibandingkan dengan koin dirham antam dan atau WIN.
Apalagi dengan adanya kapsul, membuat koin ini terasa lebih aman jika
dimasukkan ke dalam kantong celana jeans atau masuk dompet.
Secara desain, koin ini sangat menarik dan rumit.
Masing-masing koin Kesultanan memiliki gambar Obverse yang sama, yaitu gambar
standar yang sudah ditetapkan oleh WIN. Namun gambar pada sisi Reverse-lah yang
membedakan masing-masing Kesultanan. Koin ini nampak sangat cemerlang dan di-polish sedemikian rupa sehingga menjadi seperti
cermin.
Koin Dirham IMN
Jika pada ketiga jenis koin sebelumnya berat koin 1 dirham
seragam yaitu 2,975 gram, maka koin dirham dari IMN ini memiliki standar
sendiri yaitu 1 dirham = 3,11 gram atau setara dengan 1/10 troy ounce (oz). Koind
dirham IMN yang saya terima merupakan keluaran lama yaitu tahun 1432 H, namun
ini bukanlah masalah karena koin ini mencantumkan kodee, kadar, dan berat logam.
Mengenai harga, koin dirham IMN ini merupakan yang paling
murah dibandingkan koin dirham lainnya. Harga sekeping koin dirham IMN ini saya
beli dengan harga di bawah 50 ribu rupiah.
Dimensi koin ini sekitar 22mm, membuatnya menjadi lebih
tebal dibandingkan koin dirham lainnya dan juga serasa lebih kokoh.
Tadinya saya juga ingin mereview koin khamsa dirham (satuan
5 dirham) yang beratnya sekitar 15 gram, namun berhubung harga koin 5 dirham
dari masing-masing produsen cukup mahal, yaitu berkisar antara 350.000 –
450.000 maka saya mengurungkan niat saya. Dengan dana segitu, saya bisa
mendapatkan koin perak internasional seperti American Silver Eagle, Australian
Kangaroo, atau Armenian Noah’s Ark, yang beratnya dua kali lipatnya (31,1
gram).
Antam
|
WIN
|
WIM
|
IMN
|
|
Harga
|
6
|
8
|
8
|
9
|
Dimensi
|
6
|
6
|
8
|
8
|
Kerumitan Desain
|
9
|
9
|
9
|
9
|
Kemulusan
|
9
|
9
|
9
|
9
|
Kecemerlangan
|
9
|
7
|
9
|
8
|
Keterangan pada koin
|
9
|
9
|
9
|
9
|
Kapsul
|
No
|
No
|
Yes
|
No
|
Sertifikat
|
√
|
√
|
Penjelasan Beberapa
Aspek yang saya nilai:
Dimensi menunjukkan ketebalan koin. Semakin tipis suatu koin
maka nilainya akan semakin berkurang.
Kerumitan Desain menunjukkan seberapa detail desain koin
sehingga ia sulit untuk diduplikat atau dipalsukan. Namun, untuk koin 1 dirham
ini sebenarnya kerumitan desain bukanlah merupakan issue utama, karena secara ekonomi
nampaknya memalsukan koin 1 dirham perak tidak akan menguntungkan bagi
para pemalsu koin karena harganya yang relatif murah.
Kemulusan menunjukkan apakah ada noda atau milk spot pada
koin. Sejauh ini saya lihat penampakan seluruh koin baik-baik saja, tidak ada
milk spot.
Kecemerlangan menunjukkan seberapa mengkilap (shiny) koin tersebut. Saya merasa bahwa
koin dirham Kesultanan Ternate dan juga dirham Antam adalah yang paling
mengkilap. Sedangkan koin dirham Wakala adalah yang paling tidak mengkilap
(atau mungkin nampak sedikit kusam).
DISCLAIMER:
Review ini adalah murni pendapat pribadi saya yang tentu
saja subyektif dan bisa diperdebatkan. Namun, saya tidak berafiliasi dengan
Antam, WIN, WIM, maupun IMN, sehingga saya berusaha untuk menilai seobyektif
mungkin.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSeharusnya nilai 1dirham cetakan antam,win,Wim, imn,sama krn value nominal, kalo berbeda semua orang sulit melakukan transaksi dinar ratu pun dirham ,yg penting ada pertanggung jawaban dari pencetak terhadap negara indonesia
BalasHapussepemahaman saya dahulu semua sepakat beratnya 2,975 gram tapi pihak IMN membuat standar baru yang berbeda...
Hapuskalo untuk investasi (bukan koleksi) lebih baik yang mana? Seandainya hrs dijual....
BalasHapusKalau niatnya memang untuk dijual kembali, lebih baik membeli emas saja karena emas lebih mudah untuk dijual kembali atau digadaikan. Setahu saya, Pegadaian tidak menerima gadai perak.
HapusAkan tetapi, dari keempat jenis koin dirham tsb (Antam, WIN, WIM, dan IMN), nampaknya koin dirham Antam yang punya nilai jual kembali lebih tinggi dibandingkan tiga yang lain. Namun perlu diingat, harga belinya kemungkinan besar lebih tinggi daripada harga jual kembali, sehingga jatuhnya rugi.
Pada sisi lain, koin WIN dan WIM kalau saya tidak salah sudah punya pasar sendiri dimana setiap koin dirham WIN dan WIM dihargai dengan harga 70 ribu.
Buat sendiri bisa gak ya
BalasHapusSeharusnya bisa. Saya juga berniat buat sendiri kalau sudah punya cukup modal. :-)
Hapustwitter.com/salaworkshop
BalasHapusDirham Shalawat produksi Sala 2017, 3.11 gram 999.
Bwt, sndri gpp asal standar fiqihnya sesuai syariat Islam. Dan tujuannya jg diluruskan apakah bnar2 utk maslahat umat Islam(akhirat) atau utk keuntungan Dunia semata
BalasHapusالسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
BalasHapusAda dinarfrist yg 1dinar 4,44g?
Saya mau beli
Saya kurang tahu.
HapusTapi daripada membeli dinar seberat 4,44 gram yang tidak mengikuti standar manapun, menurut saya lebih baik membeli emas batangan atau koin emas yang beratnya sudah diakui standar internasional, misalnya emas batangan 1 gram, 2 gram, atau 5 gram, atau koin emas 1/10 oz (3,1 gram)
Dalam situasi sulit, misalnya perekonomian kolaps, dan manusia terpaksa kembali melakukan barter karena uang kertas tidak lagi bernilai, maka emas dan perak akan menjadi komoditas yang sangat berguna. Maka pilihlah emas dan perak yang standarnya sudah dikenal oleh standar internasional.
Kalo untuk dirham internasional belix dimana? Trims.
BalasHapusSekitar bbrp tahun belakangan WIN kabarnya sudh tdk beroperasi ya? Sebabnya ada yg tau kah?
BalasHapusWaw dr penilaian ditabel, pihak imn sepertinya yg menang 😁
BalasHapusmasih malahan tambah banyak, wakala2 yg baru di provinsi lain
BalasHapusSaya nyari perak batangan atau koin selain dirham dmn ya mas
BalasHapusDinar dirham adalah alat tukar, jadi selain buat alat nabung jg harus bisa ditransaksikan dengan barter, sehingga DnD harus memenuhi kriteria diterima pasar dengan kegiatan muamalahnya. Allahu a'lam
BalasHapusSaya masih penasaran kok dirham nilai daya tukarnya berbeda2 antara keluaran IMN, WIM, Antam dan WIN? Padahal harga 1 gram nya jelas dan update sebagaimana emas.
BalasHapusKalau emas relatif sama antara keluaran yang satu dengan lainnya
Allahu a'lam