Kamis, 14 September 2017

Review Dirham Antam, Wakala Nusantara, WIM, dan IMN



Setelah sebelumnya saya rajin berburu silver coins international seperti American Silver Eagle, Canadian Maple Leaf dll, beberapa hari terakhir ini saya rajin mengoleksi koin dirham perak “lokal” seperti koin dirham Antam, koin dirham Wakala Induk Nusantara (WIN), koin dirham seri kesultanan dari WIM, serta koin dirham IMN. Semuanya dalam pecahan 1 dirham yang beratnya kurang lebih sekitar 3 gram. Seluruh koin saya beli dari toko online seperti lazada, tokopedia, dan bukalapak.

Koin Dirham Antam
Dari ke-empat jenis koin dirham perak tersebut di atas, koin dirham antam adalah koin yang paling mahal. Harga sekeping koin dirham antam sekitar 160 ribu, jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan koin dirham keluaran WIN, WIM, dan IMN.
Secara desain, koin Antam sangat menarik dan rumit. Dan koin itu sendiri nampak cemerlang (bright and shiny), walaupun koin tsb diproduksi pada tahun 2003 sebagaimana keterangan yang tertera pada koin itu sendiri. Koin ini disertai secarik sertifikat, dimana pada sertifikat disertai keterangan bahwa diameter koin ini sebesar 25mm, sebuah diameter yang menurut saya sangat lebar untuk ukuran koin seringan 2,975 gram. Karena diameter koin yang sangat lebar sementara berat koin itu sendiri hanya 2,975 gram membuat koin ini menjadi sangat tipis, sehingga saya merasa khawatir jika koin ini akan patah jika saya menjatuhkan koin ini ke lantai atau memasukkan koin ini ke dalam saku celana jeans saya. (NB: saya tidak berniat untuk menguji sampai sejauh mana ketahananan koin ini, sehingga saya tidak akan pernah menjatuhkannya secara sengaja, dan tidak akan memasukkan koin ini ke dalam saku jelana jeans saya).



Koin Dirham Wakala Induk Nusantara
Koin dirham dari WIN ini saya beli dengan harga cukup murah, yaitu hanya 70 ribu rupiah per keping. Saya membeli koin ini 2 kali, dimana koin yang saya peroleh merupakan koin keluaran tahun 2003 yang mana pada koin tersebut masih mencatumkan kode (logam), kadar, serta berat dari koin, dan hal ini memang sesuai dengan standar internasional.
Diameter koin WIN ini sesuai sertifikat adalah 25 mm atau sama dengan diameter koin Antam, sehingga sebagaimana koin dirham Antam, koin WIN ini terkesan agak ringkih dan agak rentan untuk patah atau rusak. Secara desain, koin WIN ini menarik dan cukup rumit, tidak kalah dengan koin keluaran Antam, walaupun kalau dilihat dari tingkat kecemerlangan maka koin WIN ini sedikit kalah cemerlang dibanding koin Antam. Tapi itu bukan masalah, toh harga koin Wakala jauh lebih murah daripada koin Antam.


Gambar koin Dirham Kesultanan Ternate dan koin Dirham WIN dibandingkan koin perak 1/10 Buffalo round, ¼ oz Noah’s Ark, ¼ oz Buffalo serta uang seribu rupiah.


Koin Dirham Seri Kesultanan dari WIM
Koin Dirham Kesultanan ini sebenarnya terdiri dari beberapa jenis, sebut saja misalnya Kesultanan Ternate, Kesultanan Bintan, Kesultanan Cirebon, dan Kesultanan Tanjung Pura. Namun, untuk review ini saya menggunakan koin seri Kesultanan Ternate.
Berbeda dengan koin Antam dan koin WIN yang disertai sertifikat, maka koin dirham seri Kesultanan tidak memiliki sertifikat. Namun, untuk koin dirham Kesultanan Ternate kelebihannya adalah disertai dengan kapsul. Walaupun koin dirham seri kesultanan ini tidak disertai dengan sertifikat, namun hal tersebut bagi saya bukan masalah, karena keterangan mengenai kode logam, kadar dan berat koin sudah ada di badan koin itu sendiri. Lagi pula, selama saya membeli koin perak internasional seperti American Silver Eagle dan Canadian Maple Leaf, tidak ada satu pun yang disertai sertifikat, kecuali kalau saya membeli koin yang dinilai (graded) oleh lembaga seperti NGC dan PCGS.
Dimensi koin ini “hanya” sekitar 23mm , membuatnya nampak sedikit lebih kecil jika dibandingkan dengan koin dirham Antam maupun WIN. Namun justru di situlah kelebihannya. Diameter yang lebih kecil tsb otomatis membuat koin dirham seri Kesultanan lebih tebal daripada koin dirham Antam dan WIN. Dengan demikian, perasaan saya mengatakan kalau koin dirham seri Kesultanan serasa lebih kokoh jika dibandingkan dengan koin dirham antam dan atau WIN. Apalagi dengan adanya kapsul, membuat koin ini terasa lebih aman jika dimasukkan ke dalam kantong celana jeans atau masuk dompet.
Secara desain, koin ini sangat menarik dan rumit. Masing-masing koin Kesultanan memiliki gambar Obverse yang sama, yaitu gambar standar yang sudah ditetapkan oleh WIN. Namun gambar pada sisi Reverse-lah yang membedakan masing-masing Kesultanan. Koin ini nampak sangat cemerlang dan di-polish sedemikian rupa sehingga menjadi seperti cermin. 






Koin Dirham IMN
Jika pada ketiga jenis koin sebelumnya berat koin 1 dirham seragam yaitu 2,975 gram, maka koin dirham dari IMN ini memiliki standar sendiri yaitu 1 dirham = 3,11 gram atau setara dengan 1/10 troy ounce (oz). Koind dirham IMN yang saya terima merupakan keluaran lama yaitu tahun 1432 H, namun ini bukanlah masalah karena koin ini mencantumkan kodee, kadar, dan berat logam.
Mengenai harga, koin dirham IMN ini merupakan yang paling murah dibandingkan koin dirham lainnya. Harga sekeping koin dirham IMN ini saya beli dengan harga di bawah 50 ribu rupiah.
Dimensi koin ini sekitar 22mm, membuatnya menjadi lebih tebal dibandingkan koin dirham lainnya dan juga serasa lebih kokoh.

Tadinya saya juga ingin mereview koin khamsa dirham (satuan 5 dirham) yang beratnya sekitar 15 gram, namun berhubung harga koin 5 dirham dari masing-masing produsen cukup mahal, yaitu berkisar antara 350.000 – 450.000 maka saya mengurungkan niat saya. Dengan dana segitu, saya bisa mendapatkan koin perak internasional seperti American Silver Eagle, Australian Kangaroo, atau Armenian Noah’s Ark, yang beratnya dua kali lipatnya (31,1 gram).


Antam
WIN
WIM
IMN
Harga
6
8
8
9
Dimensi
6
6
8
8
Kerumitan Desain
9
9
9
9
Kemulusan
9
9
9
9
Kecemerlangan
9
7
9
8
Keterangan pada koin
9
9
9
9
Kapsul
No
No
Yes
No
Sertifikat



Penjelasan Beberapa Aspek yang saya nilai:
Dimensi menunjukkan ketebalan koin. Semakin tipis suatu koin maka nilainya akan semakin berkurang.
Kerumitan Desain menunjukkan seberapa detail desain koin sehingga ia sulit untuk diduplikat atau dipalsukan. Namun, untuk koin 1 dirham ini sebenarnya kerumitan desain bukanlah merupakan issue utama, karena secara ekonomi  nampaknya memalsukan koin 1 dirham perak tidak akan menguntungkan bagi para pemalsu koin karena harganya yang relatif murah.
Kemulusan menunjukkan apakah ada noda atau milk spot pada koin. Sejauh ini saya lihat penampakan seluruh koin baik-baik saja, tidak ada milk spot.
Kecemerlangan menunjukkan seberapa mengkilap (shiny) koin tersebut. Saya merasa bahwa koin dirham Kesultanan Ternate dan juga dirham Antam adalah yang paling mengkilap. Sedangkan koin dirham Wakala adalah yang paling tidak mengkilap (atau mungkin nampak sedikit kusam).

DISCLAIMER:
Review ini adalah murni pendapat pribadi saya yang tentu saja subyektif dan bisa diperdebatkan. Namun, saya tidak berafiliasi dengan Antam, WIN, WIM, maupun IMN, sehingga saya berusaha untuk menilai seobyektif mungkin.

Jumat, 08 September 2017

Dilema Menyimpan Emas

Bagi anda yang pernah menonton ceramah dari Ustad Zulkifli MA dan atau Ustad Ihsan Tanjung, tentu anda sudah mengetahui bahwa boleh jadi akhir zaman sudah dekat. Sebenarnya bukan hanya umat Islam saja yang menyadari akan hal ini. Kalau di luar negeri sana, banyak komunitas yang sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi akhir zaman (The end of the world is we know it). Bahkan stasiun televisi NGC pernah menyiarkan acara “Doomsday Preppers” yang intinya menceritakan persiapan sebagian warga Amerika Serikat untuk menghadapi akhir zaman.
Nah, salah satu persiapan yang disarankan dalam rangka menghadapi akhir zaman adalah dengan menyiapkan emas dan perak. Hal ini disebabkan karena bahwa pada akhir zaman nanti diduga kuat uang kertas (fiat money) sudah tidak akan ada artinya lagi. Yang masih berharga hanyalah emas (dan juga perak) yang memang sudah digunakan oleh umat manusia sebagai alat pembayaran sejak jaman dahulu.

Namun pertanyaannya adalah berapa banyak emas yang harus kita simpan?
Masalahnya, dalam Al Quran Surah At Taubah ayat 34 terdapat ancaman bagi orang yang menimbun emas dan perak. Sehingga timbul pertanyaan, berapa banyak kah emas yang boleh kita simpan namun tidak sampai masuk ke dalam kategoti menimbun emas dan perak?
Dalam salah sebuah hadits dikatakan bahwa seandainya Nabi diberikan emas sebesar gunung Uhud, maka beliau tidak suka menyimpan emas tersebut lebih dari 3 hari, dan beliau akan menginfakkan seluruh emas tersebut kecuali  tiga dinar untuk beliau pergunakan untuk membayar hutang. Nah, dari hadits tsb diketahui bahwa sunnah Nabi dalam menyimpan dinar emas adalah maksimal 3 dinar atau kalau dikonversikan ke dalam gram adalah sekitar 13 gram. (dalam riwayat versi lain dikatakan hanya satu dinar atau dua dinar saja, namun saya mengambil riwayat yang paling ringan, yaitu 3 dinar).

Saya rasa tidak semua dari kita mampu seluruhnya untuk mengikuti sunnah Nabi, mulai dari shalat malam beliau, puasa beliau, dan juga termasuk gaya hidup beliau yang sangat sederhana. Oleh karena itu, saya bependapat bahwa patokan 3 dinar sebagai batas maksimal Nabi untuk menyimpan emas adalah terlalu rendah bagi sebagian orang. Kalau Nabi menyimpan dinar maksimal sebanyak 1 dinar, 2 dinar, atau 3 dinar, maka orang biasa mungkin baru merasa “aman” jika setidaknya mempunyai simpanan setara dengan 5 dinar, 10 dinar, atau bahkan 20 dinar. Namun, yang perlu diingat adalah jika simpanan emas seseorang sampai dengan atau bahkan melebihi 20 dinar, maka ia sudah wajib membayar “pajak”-nya sebesar 2,5% per tahun.

Menurut saya pribadi, dalam rangka mempersiapkan diri untuk menghadapi akhir zaman, kita-boleh-boleh saja untuk menyimpan emas (dan atau perak), setidaknya untuk membiayai kebutuhan hidup kita selama setahun ke depan (jangka waktu setahun ini adalah analogi saya sendiri dari batas waktu bagi seorang istri untuk diberi nafkah ketika suaminya meninggal, dan juga adanya sebuah hadits [dhaif] dalam Kitab Al Fitan dari Nuaim bin Hammad yang menganjurkan kita untuk menyimpan makanan selama setahun ke depan jika kita sudah melihat “tanda” dari langit berupa sebuah bintang berwarna merah).

Kalau diasumsikan bahwa kebutuhan hidup minimal untuk sebuah keluarga kecil di Indonesia selama sebulan adalah 3 juta, maka kebutuhan hidup untuk setahun adalah sekitar 36 juta, dan kalau kita convert ke emas dimana harga emas hari ini adalah sekitar 600 ribu rupiah, maka kita akan mendapatkan emas seberat 60 gram. Nah, kalau angka 60 gram ini kita convert ke dinar, maka kita akan mendapat sekitar 14-15 dinar, suatu jumlah yang cukup banyak, namun tidak sampai kepada nishab.


Oleh karena itu saya berpendapat bahwa barangsiapa menyimpan emas setara dengan 60 gram untuk menghadapi akhir zaman, maka dia tidak termasuk orang yang menimbun harta. Namun, sebaiknya 60 gram emas ini jangan dalam bentuk satuan emas batangan 50 gram dan 10 gram melainkan dalam satuan kecil, misalnya emas batangan 2 gram atau koin emas ½ dinar (2.13 gram). Satuan kecil ini akan memudahkan kita untuk bertransaksi kelak di kemudian hari, insya Allah.

Rabu, 06 September 2017

Mempersiapkan Emas dan Perak untuk Menghadapi Akhir Zaman



Dalam salah satu tulisan Ustad Zulkifli MA mengenai amalan persiapan akhir zaman, salah satu yang dianjurkan oleh Ustad Zulkifli adalah meng-emaskan dan mem-perakkan uang kita, atau dalam bahasa lain menyiapkan dinar dan dirham. Beliau mengutip dua buah hadits sbb:

“Akan datang suatu zaman kepada manusia, barangsiapa tidak mempunyai uang kuning dan juga uang putih, maka tidak akan mendapatkan kemudahan dalam kehidupan.” (HR Ath-Thabrani)

“Akan datang kepada manusia suatu masa yang mana tidak bermanfaat di masa itu kecuali Dinar dan Dirham.” (HR Ahmad).


Nah, sekarang “uang kuning” dan “uang putih” yang seperti apakah yang harus dipersiapkan?

Untuk emas, misalnya, dalam bentuk apakah kita sebaiknya menukar emas dan dalam satuan/pecahan berapakah sebaiknya kita menginvestasikan uang kita dalam emas? Karena di pasaran, terdapat beberapa cara untuk berinvestasi dalam emas, yaitu dalam bentuk emas batangan (emas murni), dalam bentuk koin dinar, dalam bentuk koin internasional (seperti American Gold Eagle, Canadian Maple Leaf, Mexican Libertad dan Austrian Philharmonic), atau dalam bentuk perhiasan. Saya pribadi tidak menganjurkan anda untuk berinvestasi dalam bentuk perhiasan, karena tujuan kita mempersiapkan emas dan perak adalah untuk bertransaksi di masa depan, bukan untuk berhias. 


Nah, baik emas batangan, koin dinar, maupun koin emas internasional tersedia dalam berbagai pilihan pembuat (produsen) dan pilihan berat/ukuran. Untuk emas batangan di Indonesia misalnya, selain Antam yang paling umum, ada juga emas batangan produksi UBS dan King Halim. Pilihan beratnya pun bermacam-macam, mulai dari setengah gram, satu gram, dua gram, 2 ½ gram, 3 gram, 4 gram, 5 gram, dst.


Begitu juga dengan koin dinar. Selain Antam, ada juga koin dinar dari Wakala Induk Nusantara (WIN) dan IMN. Standar ukuran dinar untuk produksi Antam dan WIN adalah sama, yaitu 1 dinar seberat 4,25 gram. Sedangkan IMN menerapkan standar yang berbeda, dimana menurut IMN standar 1 dinar 4,44 gram, sedangkan standar dari 1 dirham 3,11 gram. Untuk koin dinar produksi Antam pun terdapat 2 pilihan, yaitu emas 22 karat (91,7%) dan emas 24 karat (99,9%). Ukurannya pun cukup beragam, mulai dari ¼ dinar (1,06 gram), ½ dinar (2,13 gram), dan 1 dinar (4,25 gram).


Bagaimana dengan koin emas internasional? Koin emas internasional menggunakan standar troy ounce (oz) sebagai satuan standarnya di mana berat dari 1 oz sekitar 31,1 gram. Untuk koin emas American Gold Eagle terdapat beberapa ukuran, mulai dari 1/10 oz, ¼ oz, ½ oz, dan 1 oz. Saya pribadi tidak mengajurkan anda untuk berinvesatsi dalam satuan di atas ½ oz emas karena nilainya sudah terlalu tinggi. Tidak banyak transaksi yang membutuhkan nilai  seharga ½ oz emas. Untuk koin emas produksi Negara lain mengeluarkan satuan yang lebih kecil lagi, misalnya dari koin Libertad dari Mexico dan koin Maple Leaf mengeluarkan satuan 1/20 oz (1,5 gram), sedangkan Philharmonic dan Somalian Elephant tersedia dalam pecahan 1/25 oz (1,2 gram).


Dengan begitu  banyaknya pilihan untuk berinvestasi dalam emas, emas yang manakah yang harus dipilih? Menurut saya tidak ada jawaban yang salah untuk pertanyaan ini, walaupun mungkin saja jawaban yang satu lebih logis daripada jawaban yang lain :)


Penggunaan (Koin) Emas dalam Sejarah

Kalau kita membaca sejarah, konon koin emas/perak yang pertama kali digunakan di dunia adalah yang disebut dengan “electrum”, yaitu campuran antara emas dan perak. Satuan standar electrum (stater) adalah kira-kira seberat 14,1 gram. Namun yang lebih umum digunakan adalah pecahannya seperti 1/3 stater (trite) seberat 4,7 gram, 1/6 (hecte) seberat 2,3 gram, 1/12 (1,2 gram), 1/24 (0,6 gram). Bahkan tersedia juga pecahan hingga 1/96 stater walaupun pecahan yang terakhir ini mungkin sekali jarang digunakan.


Kemudian di masa Romawi, sekitar abad ke-4 M, mulai diperkenalkan (kembali) mata uang emas “solidus” yang kelak akan menjadi inspirasi bagi umat Islam untuk memproduksi dinar emas sendiri. Nah, berat standar dari solidus itu sendiri sekitar 4,5 gram. Namun, selain solidus standar teresebut, tersedia juga pecahan semissis (2,25 gram) dan tremissis (1,5 gram).


Sebagai perbandingan, ada baiknya kita juga berkaca dengan pengalaman Amerika Serikat dalam menggunakan mata uang emas (dan juga perak). Pada sekitar abad ke-19, Amerika Serikat masih menggunakan mata uang emas dan perak, masing-masing dengan kadar 90%. Misalnya untuk Gold dollar ($1) menggunakan koin emas seberat 1,672 gram (dengan emas seberat 1,51 gram), kemudian quarter eagle($2 ½) dengan berat 4,37 gram, half eagle ($5) dengan berat 8,75 gram, dan gold eagle ($10) dengan berat 17,5 gram. Selain emas, mereka juga menggunakan mata uang perak seperti half dollar (50 cent), quarter dollar (25 cent), dan dime (10 cent). Adapun perbandingan antara nilai emas dan perak di AS pada sekitar abad ke 19 sampai awal abad ke-20 adalah sekitar 1:15 atau 1:16.


Nah, berkaca dari pengalaman sejarah tersebut saya berpendapat bahwa sebaiknya kita menyiapkan uang emas dalam bentuk koin emas, bukan emas batangan. Salah satu alasannya adalah karena koin memang lebih lazim digunakan sebagai alat pembayaran (untuk bertransaksi), sedangkan emas batangan lebih cocok hanya sebagai investasi atau untuk disimpan. Lebih disukai jika kita menyiapkannya dalam pecahan kecil seperti 1/20 oz, 1/10 oz, 1/2 dinar, dan 1 dinar, agar lebih memudahkan kita dalam bertransaksi kelak.Di sini saya menggunakan uang emas kuno Romawi "tremissis" sebagai patokan dimana berat "tremissis" yang sekitar 1,5 gram itu mungkin adalah ukuran terkecil yang populer. Sedangkan untuk koin emas di bawah 1 gram, maka ongkos produksinya akan melebihi masa manfaatnya. Untuk transaksi dengan nilai di bawah nilai dari 1 gram emas, sebaiknya gunakan saja koin perak atau dirham.


Lalu, manakah yang lebih baik untuk dipilih, emas 22 karat (91,7%) atau 24 karat (99,9%)? Emas adalah logam yang sangat lunak. Itulah sebabnya kalau di film2 dulu, orang biasanya menggigit emas untuk menguji keaslian emas (walaupun cara ini sangat tidak dianjurkan). Nah, konon katanya emas 22 karat memiliki ketahanan yang lebih baik daripada emas 24 karat. 


Dengan demikian, saya berpendapat bahwa salah satu pilihan terbaik dalam berinvestasi pada emas untuk tujuan menghadapi akhir zaman adalah dengan menyiapkan koin emas dengan kadar 22 karat. Pilihan yang ada di pasaran antara lain koin dinar emas produksi antam ukuran ¼ dinar, ½ dinar, dan 1 dinar, kemudian koin dinar emas produksi WIN, koin emas American Gold Eagle ukuran 1/10 oz (3,11 gram) dan ¼ oz (7,5 gram). Saya tidak menganjurkan koin emas yang lebih besar dari ¼ oz karena nilainya terlalu tinggi. 


Lalu bagaimana dengan koin emas dengan kadar 24 karat? Koin emas 24 karat pun juga merupakan pilihan yang baik dalam berinvestasi untuk menghadapi akhir zaman, namun karena konon katanya emas 24 karat ini lebih rentan ketimbang emas 22 karat, maka sebaiknya anda menyiapkan kapsul khusus untuk koin sejenis ini, atau setidaknya anda menyimpannya dalam flip plastic yang aman.

Idealnya, kita memiliki koin emas dalam berbagai ukuran seperti ½ dinar, 1 dinar, serta 1/10 oz American Gold Eagle. Namun, karena dana saya yang sangat terbatas, saya memilih untuk membeli koin ¼ dinar, ½ dinar, serta 1/20 oz Mexican Libertad. Adapun niat saya untuk membeli koin emas 1 dinar (produksi Antam) dan 2 dinar (produksi WIN) serta 1/10 oz American Gold Eagle belum kesampaian karena dananya belum ada :D  

Dalam posting berikutnya, mudah-mudahan saya dapat menampilkan gambar dari sebagian koin emas dan koin perak saya.

Selasa, 22 Agustus 2017

Tips Membeli Silver Coins untuk Pemula



Setelah puluhan kali memesan silver coins dari situs ebay dan setelah saya memiliki puluhan (atau bahkan sampai ratusan?) keping silver coins, saya sedikit khawatir jika ternyata sebagian (kecil) silver coins yang saya beli adalah palsu (counterfeit), walaupun saya kebanyakan membeli silver coins dari seller (penjual) yang sudah memiliki reputasi baik di ebay dan sudah bekercimpung di ebay selama bertahun-tahun. Namun setidaknya sedikit banyak saya sudah mengetahui penampakan dari silver coins dari mancanegara, seperti American Silver Eagle, Canadian Maple Leaf, Austrian Philharmonic, Mexican Libertad, Armenian Noah’s Arks, Somalian Elephant, Australian Kookaburra, Australian Koala, Australian Kangaroo, Panda dari China, dan Britannia dari Inggris.
Permasalahan terbesar dalam membeli koin perak secara online dari ebay atau situs jualan lainnya adalah kita tidak mengenal penjualnya secara langsung, thus kita tidak dapat memastikan apakah silver coins yang kita beli itu asli ataukah palsu. Saat ini, banyak pabrikan dari negeri China yang sudah bisa membuat replika silver coin dari mancanegara yang sangat mirip dengan aslinya sehingga sangat sulit bagi kita yang awam untuk membedakan koin perak yang asli dari yang palsu. Ketika saya membrowsing situs alibaba yang menjual berbagai koin perak replica, misalnya, saya menemukan koin American “Silver” Eagle yang sangat mirip dengan koin ASE yang asli. Jangankan kita yang masih awam dengan koin perak, bahkan sebagian penjual koin perak yang sudah berkecimpung dengan silver coins selama bertahun-tahun pun terkadang sulit untuk membedakan antara koin perak asli dengan yang palsu karena semakin canggihnya peralatan dan mesin yang digunakan oleh para pembuat replica koin perak tersebut. 

Lalu, jika kita terpaksa membeli silver coins dari situs ebay atau situs lainnya dimana kita tidak mengenal penjualnya secara langsung, bagaimana caranya agar kita yakin bahwa koin perak yang kita beli adalah asli? Saran saya pribadi, belilah koin perak yang memiliki design yang canggih dan rumit. 
Berikut ini adalah beberapa koin perak yang menurut saya design-nya sangat rumit dan detail. (NB: sebagian besar pilihan ini terinspirasi dari situs apmex.com).

1.  2016 dan 2017 Australian Kangaroo
  Secara design, sebenarnya gambar kangguru dalam Australian Kangaroo Silver Coin menurut saya kurang menarik dan cenderung membosankan. Saya pribadi lebih menyukai design dari Kookaburra atau Koala yang selalu berubah setiap tahun. Namun, Australian Kangaroo silver coin memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh Australian Kookaburra, Australian Koala, atau bahkan American Silver Eagle sekalipun, yaitu adanya fitur radiating yang membuat koin ini sulit untuk diduplikat (walaupun bukannya tidak mungkin). Namun yang paling istimewa adalah adanya microengraved letter berupa huruf “A” berukuran super kecil yang terletak pada kaki huruf “A”  yang pertama dalam kata “AUSTALIAN” pada koin tahun 2016, atau huruf “A” yang ketiga pada kata “AUSTRALIAN” untuk koin tahun 2017. Huruf A berukuran mikro ini hanya dapat dilihat jika kita menggunakan sebuah loupe.
Kalaupun pembuat koin palsu atau pembuat koin replica dapat membuat garis-garis radiating,  saya tidak yakin si pemalsu juga mampu membuat huruf A berukuran mikro tersebut sebab biaya yang harus dikeluarkan pastinya akan sangat tinggi karena melibatkan peralatan yang super canggih.
Perlu saya tambahkan bahwa di pasaran harga koin perak Australian Kangaroo ini tidaklah tinggi. Kalau dibandingkan dengan koin lain, maka harga dari sekeping koin Australian Kangaroo masih dibawah harga dari sekeping koin perak Kookaburra, Koala, atau Chinese Panda. 

2. 2017 Britannia
Design dari Britannia ini dapat dibilang sangat menarik, boleh dibilang sama menariknya dengan design “Walking Liberty” dari American Silver Eagle (kalau tidak lebih menarik), atau setidaknya jauh lebih menarik dari design Australian Kangaroo (menurut saya). Untuk koin tahun 2017, produsen Britannia menambahkan fitur baru pada koinnya yaitu berupa “radiating pattern” yang membuatnya lebih sulit untuk dipalsukan.
Untuk koin perak Britannia tahun 2017 seri anniversary bahkan lebih istimewa lain, karena terdapat angka 20 berukuran super kecil pada trident berukuran mini yang terletak sebelum kata “BRITANNIA”

3. Canadian Maple Leaf tahun 2014 dan sesudahnya
Sebelum Australian Kangaroo dan Britannia mengeluarkan fitur berupa radiating pattern, sebelumnya koin perak Maple Leaf telah memiliki fitur serupa yang berupa radial lines pada designnya pada sejak tahun 2014 hingga 2017 sekarang ini. Untuk memperketat pengamanan, hal ini ditambah dengan adanya gambar daun maple mini di dalam daun maple berukuran kecil, yang di dalamnya terdapat dua digit angka yang menunjukkan tahun pembuatan koin perak tersebut, membuat design koin Maple Leaf menjadi sangat menarik dan mengagumkan. Namun, permasalahan utama dalam koin perak Maple Leaf bukanlah pada asli/palsu tidaknya koin tersebut melainkan terletak pada milk spot. Milk spot adalah noda keputihan yang sering terdapat pada koin perak, khususnya silver coins keluaran Royal Canadian Mint. Milk spot ini terkadang membuat penampakan koin Maple Leaf menjadi sengat jelek. Oleh karena itu saya pribadi tidak menganjurkan anda untuk membeli koin perak Maple Leaf banyak-banyak.

4.  Canadian Predator Series: 2016 Cougar dan 2017 Lynx
Sebagaimana halnya dengan Maple Leaf, 2016 Cougar dan 2017 Lynx Predator series juga memiliki keistimewaan berupa radial lines serta icon daun maple di dalam daun maple. Untuk keistimewaan  tsb bahkan di dalam situs apmex.com dikatakan bahwa fitur yang dimiliki oleh 2016 Cougar ini membuatnya “mustahil untuk dipalsukan”.
Walaupun seluruh koin perak keluaran Royal Canadian Mint rentan terhadap milk spot, namun berdasarkan pengalaman saya, koin perak keluaran RCM non-Maple Leaf tidaklah separah Maple Leaf dalam hal milk spot. Feeling saya mengatakan kalau koin perak Predator Series ini sedikit lebih kebal terhadap milk spot dibandingkan Maple Leaf.

5.  Pecahan Armenian Noah’s Ark
Sebenarnya design dari koin perak standar Noah’s Ark dari Armenia tidaklah terlalu rumit seperi design dari koin perak keluaran RCM. Namun, untuk pecahan koin perak Noah’s Ark (fractional), baik yang berukuran ¼ oz dan ½ oz memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh koin perak standar Noah’s Ark yang berukuran 1 oz. Keistimewaan tersebut adalah kecilnya design pada sisi “Obverse” berupa lambang dari Republik Armenia disertai dengan keterangan berat koin yang berukuran sangat kecil, khususnya untuk pecahan ¼ oz. Perlu diketahui bahwa harga pasaran dari koin perak Armenian Noah’s Ark ini tidaklah mahal, sehingga jika seandainya saya ini adalah seorang pemalsu koin perak  atau pembuat replica koin perak, saya tidak akan bersusah payah mengeluarkan effort berlebih hanya untuk membuat pecahan koin perak Noah’s Ark berukuran kecil yang harganya tidak seberapa (dan belum tentu laku).

6. Pecahan 1/10 oz Buffalo Silver Rounds dari Monarch Precious Metal
Berbeda dengan lima jenis silver coins di atas, pecahan 1/10 oz Buffalo dari Monarch Precious Metal ini disebut Silver Round. Perbedaan antara silver round dengan silver coin adalah, jika silver coin merupakan koin “resmi” yang dikeluarkan oleh suatu negara dan memiliki nilai nominal, maka silver round ini merupakan koin yang dikeluarkan oleh perusahaan swasta dan tidak memiliki nilai nominal. Namun, bagaimanapun juga, pada akhirnya perak adalah perak, tidak perduli apakah ia merupakan perak yang memiliki nilai nominal atau tidak. Yang dihitung pada akhirnya adalah beratnya.
Nah, pecahan 1/10 oz Buffalo dari Monarch ini merupakan pecahan kecil yang kurang lebih setara dengan 1 dirham di dalam dunia Islam. Jika suatu saat nanti kita memang benar-benar harus menggunakan koin perak sebagai mata uang kita dalam bertransaksi sehari-hari, maka pecahan 1/10 oz ini sangat ideal dalam melakukan transaksi sehari-hari seperti membeli makanan dan membeli kebutuhan sehari-hari lainnya. 

Kelebihan pecahan 1/10 oz Buffali dari Monarch ini dibanding pecahan 1/10 oz dari koin lain seperti Mexican Libertad dan Somalian Elephant adalah harga pasarannya yang sangat rendah. Saya tidak yakin produsen koin perak palsu mau bersusah payah membuat tiruan dari pecahan 1/10 oz koin perak Buffalo dari Monarch ini karena secara ekonomi tidak akan menguntungkan. Alasan itulah yang membuat saya pribadi merasa cukup aman jika membeli pecahan 1/10 oz silver round ini.

NB: Kita membutuhkan sebuah loupe untuk mengetahui detail dari design seluruh koin perak yang disebutkan di atas

Edited:

7. Last but not Least: 1/2 oz Sunshine Eagle dari Sunshine Mint
Sunshine Mint merupakan sebuah perusahaan swasta yang memproduksi beberapa jenis koin perak. Namun favorit saya adalah koin perak 1/2 oz ini yang bergambar elang. Salah satu kelebihan produk dari Sunshine Mint dibandingkan produk dari perusahaan lain adalah adanya security berupa tulisan "VALID" pada salah satu sisi koin perak, dimana tulisan "VALID" tsb hanya dapat dilihat jika kita menggunakan lensa khusus keluaran mint tsb yang biasa disebut Decoder Lens (dibeli terpisah).
Saya lebih menyukai ukuran 1/2 oz ketimbang 1 oz, karena ukuran 1/2 ini lebih fleksibel jika digunakan untuk berbelanja, dan selisih harganya pun tidak terlalu jauh antara satu keping perak 1 oz dengan dua keping perak 1/2 oz, membuatnya menjadi salah satu koin favorit saya saat ini.