Senin, 29 Juli 2019

Untold Story: Seven Sleepers' Silver Coin: Misteri Koin Perak Pemuda Al Kahfi

Di dalam Al Quran Surah Al Kahfi QS 18: 9-26 diceritakan mengenai kisah beberapa pemuda dari golongan orang-orang yang beriman yang lari dari penguasa lalim yang hendak memaksa mereka keluar dari agama/keimanan mereka. Dikisahkan bahwa dalam pelarian para pemuda tersebut, mereka tertidur di dalam sebuah gua selama 300 tahun, tanpa mereka menyadari bahwa ketika mereka terbangun dari tidur mereka, waktu telah berjalan selama 300 tahun. Sementara mereka hanya merasakan bahwa mereka hanya tertidur selama satu hari atau setengah hari saja. Kemudian salah satu dari mereka (pemimpin mereka?) menyuruh seseorang dari mereka untuk pergi ke kota dan membeli makanan [halal] dengan membawa sekeping uang perak (silver coin). Di Akhir cerita barulah terungkap bahwa para pemuda ini telah tertidur di dalam gua Al Kahfi selama 300 tahun. 

Cerita singkat di dalam Al Quran ini menimbulkan setidaknya tiga pertanyaan di benak saya:
1. Siapakah para pemuda Al Kahfi ini, apakah mereka orang-orang [yang beragama] Yahudi ataukah orang-orang Nsrani?
2. Pada zaman siapakah/kapankah mereka tertidur, dan pada abad ke berapakah mereka terbangun?
3. Jenis koin perak apakah yang mereka bawa, apakah koin perak drachma, tetradrachm, Phoenician Shekel, denarius, atau apa?

Di dalam wikipedia dinyatakan bahwa menurut tradisi, para pemuda Al Kahfi tersebut adalah orang-orang Kristen yang melarikan diri dari penindasan Decius (sekitar tahun 250 Masehi), kemudian mereka terbangun pada zaman pemerintahan Theodosius II (408-450 Masehi). Dengan demikian, para pemuda [kristen] Al Kahfi versi tradisi kristen sebagaimana dinyatakan di wikipedia tertidur selama tidak lebih dari 200 tahun. Hal ini bertentangan dengan pernyataan Al Quran yang menyatakan bahwa para pemuda Al Kahfi tertidur selama 300 tahun, Kemudian, apakah benar bahwa para pemuda Al Kahfi tersebut adalah orang-orang Kristen? Setidaknya ada tiga alasan yang membuat saya menduga bahwa para pemuda Al Kahfi bukanlah orang-orang Kristen, melainkan orang-orang Yahudi.

Alasan pertama, jika kita melihat azbabun nuzul atau sebab-sebab turunnya cerita para pemuda Al Kahfi tersebut adalah konon katanya karena pertanyaan dari orang-orang Yahudi, bukan orang-orang Kristen.

Orang-orang Quraisy menganggap bahwa pendeta-pendeta itu mempunyai keahlian dalam memahami kitab yang telah diturunkan lebih dahulu dan mempunyai pengetahuan tentang ilmu tanda-tanda kenabian yang orang Quraisy tidak mengetahuinya.


Maka berangkatlah utusan Quraisy tadi ke Madinah dan bertanya kepada Pendeta-pendeta Yahudi itu sesuai dengan apa yang diharapkan kaum Quraisy. Berkatalah pendeta itu kepada utusan Quraisy; "Tanyakanlah olehmu kepada Muhammad tentang tiga hal. Jika ia dapat menjawabnya, maka dia adalah nabi yang diutus, akan tetapi jika ia tidak dapat menjawabnya ia hanyalah orang yang mengaku-ngaku jadi Nabi.

"Tanyakanlah kepadanya tentang pemuda-pemuda pada zaman dahulu yang bepergian dan apa yang terjadi pada mereka, Karena cerita tentang pemuda ini sangat menarik. Tanyakanlah kepadanya tentang seorang pengembara yang sampai ke Masyriq dan Maghrib dan apa pula yang terjadi padanya, dan tanyakan pula kepadanya tentang ruh itu". Maka pulanglah utusan tadi kepada Quraisy dan berkata : " Kami datang membawa sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menentukan sikap antara tuan-tuan dan Muhammad".
Merekapun berangkat menghadap Rasulullah saw. dan menanyakan ketiga persoalan di atas. Rasulullah saw. bersabda : "Aku akan menjawabnya tentang hal-hal yang kamu tanyakan itu" (tanpa menyebut insya Allah). Lalu pulanglah mereka semuanya.
Alasan kedua kenapa para pemuda Al Kahfi lebih mirip orang Yahudi daripada orang Kristen adalah karena pada ayat QS 18:19, "pemimpin" mereka meminta salah seorang dari mereka untuk ke kota dan membeli makanan "halal" untuk mereka semua. Setahu saya, orang Kristen tidak terlalu perduli dengan halal-haramnya makanan, karena di salah satu ayat Injil, penulis Injil Markus mengatakan bahwa semua makanan adalah halal. Sebaliknya, orang-orang Yahudi sangat perduli dengan makanan kosher. Sehingga, para pemuda Al Kahfi lebih mirip karakteristik orang Yahudi ketimbang Nasrani.

Alasan ketiga adalah karena saya mendapatkan kesan bahwa para pemuda Al Kahfi dimulai pada saat pemerintahan yang menguasai mereka adalah seorang penguasa yang lalim, dan para pemuda tersebut terbangun pada saat pemerintahan seorang penguasa yang lumayan baik. Jika kita asumsikan bahwa para pemuda Al Kahfi tersebut mulai tertidur pada abad ke-2 Masehi dan terbangun pada abad ke-5 Masehi, maka saya katakan bahwa pada abad ke-5 Masehi, agama Kristen telah melenceng dari jalur yang seharusnya. Pada abad ke-5 Masehi, agama Kristen memang sudah menjadi agama resmi Kekaisaran Romawi Timur, tapi jangan lupa bahwa pada abad ke-5 tersebut doktrin trinitas sudah resmi menjadi doktrin gereja, dan Alkitab yang kita kenal sekarang ini sudah resmi diakui sebagai kanon resmi. Pada saat tersebut, pemerintahan Romawi Timur tentunya sudah mendoktrin ajaran trinitas kepada segenap lapisan masyarakat, suatu hal yang saya anggap tidak baik. Dengan kata lain, saya ingin menyatakan bahwa agama Kristen pada abad ke-5 Masehi sudah tersesat. Jadi, jika para pemuda Al Kahfi bisa terlepas dari penguasa pagan yang lalim namun akhirnya terjatuh ke dalam doktrinisasi trinitas yang sesat, maka saya ibaratkan hal tersebut seperti hanya lepas dari mulut harimau, untuk kemudian jatuh ke dalam kandang serigala berbulu domba.

Alasan tambahan kenapa para pemuda Al Kahfi lebih mungkin orang Yahudi daripada orang Kristen adalah karena dalam bahasa Al Quran, Al Quran menyebutkan bahwa para pemuda Al Kahfi tertidur selama tiga ratus tahun ditambah sembilan. Al Quran tidak menyebutkan 300 tahun. Al Quran juga tidak menyebutkan 309 tahun. Tetapi Al Quran menyebutkannya sebagai 300 + 9 tahun. Jika seandainya para penanya tersebut adalah orang-orang Kristen yang menggunakan perhitungan kalender masehi (syamsiah) secara mutlak, maka semestinya Al Quran cukup menyebutkan 300 tahun saja tanpa embel-embel ditambah 9. Dan jika seandainya penanya tersebut adalah orang-orang yang menggunakan perhitungan kalender qamariyah secara mutlak, dimana setiap tahun terdiri dari 12 bulan, maka seharusnya Al Quran menyatakannya sebagai 309 tahun. Namun karena Al Quran menyebutkannya sebagai 300 ditambah 9 tahun, maka kemungkinan besar penanya tersebut adalah orang-orang yang menggunakan perhitungan kalender syamsiah dan qamariah sekaligus. Sehingga, kemungkinan ayat tersebut untuk menjawab pertanyaan orang-orang Yahudi yang familiar dengan dua sistem kalender.

Pertanyaan selanjutnya adalah mengenai kapankah kira-kira para pemuda Al Kahfi mulai tertidur? Atau kapankah para pemuda Al Kahfi terbangun? Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, saya mendapatkan kesan bahwa para pemuda Al Kahfi dimulai pada saat pemerintahan yang menguasai daerah Levant atau Timur Tengah (kurang lebih) adalah seorang penguasa yang lalim, dan para pemuda tersebut terbangun pada saat pemerintahan seorang raja/penguasa yang lumayan baik.

Dalam salah satu artikel Khazanah pada situs republika dinyatakan sebagai berikut:

Pengarang tafsir al-Muntakhab yang terdiri dari sekelompok ulama dan pakar Mesir berupaya mengungkap tempat dan waktu peristiwa Ashabul Kahfi terjadi lewat isyarat Alquran. Berdasarkan penelitiannya, para ulama mengatakan, mereka adalah sekelompok pemuda yang beriman kepada Allah yang tengah mengalami penindasan agama sehingga mengasingkan diri ke dalam sebuah gua tersembunyi.
Sejarah mencatat adanya beberapa masa penindasan agama di kawasan timur yang terjadi dalam kurun waktu berbeda. Dari beberapa peristiwa penindasan agama itu, hanya ada dua masa yang mereka anggap penting. Salah satunya pun diduga berkaitan dengan kisah penghuni gua.
Peristiwa pertama terjadi pada masa ke kuasaan raja-raja Saluqi yang diperintah Raja Antiogos IV (176-84 SM). Saat penaklukan Suriah, dia mewajibkan seluruh penganut Yahudi di Palestina yang sudah tinggal di Suriah sejak 198 SM untuk meninggalkan agamanya. Antiogos yang fanatik dengan kebudayaan Yunani kuno memerintahkan mereka untuk menyembah dewa-dewa Yunani. Dia pun meletakkan patung Zeus di tempat peribadatan kaum Yahudi. Para ulama pun menduga pemuda-pemuda Ashabul Kahfi adalah penganut Yahudi yang bertempat tinggal di Palestina yang tepatnya berada di Yarussalem.
Peristiwa kedua terjadi pada masa Imperium Romawi berkuasa. Pada zaman Kaisar Hadrianus (117-138 M), kaisar memperlakukan orang-orang Yahudi sama dengan apa yang pernah dilakukan Antiogos. Para pembesar Yahudi pun mengeluarkan ultimatum akan berontak bersama rakyatnya untuk melawan kekaisaran Romawi. Mereka pun memukul mundur garnisun Romawi di perbatasan dan berhasil merebut Yerussalem. Selama tiga tahun mereka berhasil mempertahankan kekuasaannya. Terakhir, Hadrianus bergerak bersama pasukannya untuk menumpas pemberontak. Mereka membunuh semua orang Yahudi. Kaum Yahudi yang masih hidup dijual sebagai budak.
Hal ini cocok dengan dugaan saya bahwa para pemuda Al Kahfi tersebut bukanlah orang-orang Kristen, melainkan orang-orang Yahudi. Namun, dari kedua kemungkinan di atas, saya lebih percaya pada kemungkinan pertama, yaitu bahwa para pemuda Al Kahfi tersebut adalah orang-orang Yahudi yang hidup dibawah pemerintahan dinasti Seleucid (312 - 63 SM), Ini saya ambil dari wikipedia:

Synthesizing Hellenic and indigenous cultural, religious, and philosophical ideas met with varying degrees of success—resulting in times of simultaneous peace and rebellion in various parts of the empire. Such was the case with the Jewish population of the Seleucid empire; the Jews' refusal to willingly Hellenize their religious beliefs or customs posed a significant problem which eventually led to war. Contrary to the accepting nature of the Ptolemaic empire towards native religions and customs, the Seleucids gradually tried to force Hellenization upon the Jewish people in their territory by outlawing Judaism. This eventually led to the revolt of the Jews under Seleucid control, which would later lead to the Jews achieving independence from the Seleucid empire.

Kemudian, kemungkinan besar para pemuda tertsebut bangun pada masa pemerintahan Romawi dibawah Kaisar Antoninus (138-161 Masehi). Kaisar Antoninus ini terkenal sabagai salah satu Kaisar Romawi yang cukup baik. Jika kita asumsikan bahwa para pemuda Al Kahfi terbangun sekitar tahun 150 Masehi, maka kemungkinan besar mereka mulai tertidur sekitar tahun 150 SM atau tepat pada zaman kekaisaran Seleucid pada masa pemerintahan Antiogos IV (Antiochus IV) sebagaimana tulisan khazanah dari republika di atas.

Jika asumsi tersebut benar, maka kemungkinan besar jenis wariq atau silver coin atau koin perak yang dibawa oleh para pemuda Al Kahfi tersebut adalah koin perak drachma atau tetradrachm, karena ketika itu koin perak drachma maupun tetradrachm masih banyak digunakan oleh masyarakat luas dalam transaksi perdagangan. Dan ketika para pemuda Al Kahfi tersebut terbangun, zaman sudah berubah, penguasa sudah berganti, dan mata uang sudah berbeda. Ketika mereka terbangun, mata uang yang lazim digunakan kemungkinan besar adalah koin perak denarius yang memiliki dimensi sedikit lebih ringan jika dibandingkan koin perak drachma.

Saya menduga, karena surah Al Kahfi ini merupakan jawaban atas dua pertanyaan pendeta Yahudi, di mana salah satu pertanyaan adalah tentang para pemuda Al Kahfi, sedangkan pertanyaan lain adalah mengenai Dzulqarnain (seseorang dengan dua "tanduk"), maka saya menduga bahwa kedua pertanyaan ini sedikit banyak ada hubungannya. Saya menduga bahwa koin perak yang dibawa oleh  pemuda Al Kahfi tersebut adalah koin perak tetradrachm Lysimachus dengan gambar Alexander the Great yang bertanduk.


Bukti Baru (Novum) / edited version 5 November 2022:
Setelah saya membaca kitab tafsir Thabari atas surat Al Kahfi, saya baru mengetahui bahwa ternyata kata Ar Raqim dalam surah Al Kahfi memiliki akar kata yang sama dengan "ular". 
Kemudian ada juga penafsir yang menafsirkan bahwa kata ar raqim terkait dengan koin perak yang dibawa oleh para pemuda Al Kahfi. An Naqqasy dari Qatadah mengatakan, Ar Raqim adalah uang dirham milik mereka (Tafsir Qurthubi jilid 10 hal 900 terbitan pustakaazzam).
Hal tersebut membuat saya menduga-duga, jangan-jangan koin perak yang dibawa oleh para pemuda Al Kahfi ada hubungannya dengan ular (bergambar ular). Dan ternyata setelah saya searching di google, dulu memang ada koin perak yang bermotif ular:



Koin ini disebut dengan Cistophorus/Cistophoric Tetradrachm dari Pergamum/Pergamon. Koin "ular" ini digunakan pada tahun 166 SM hingga 67 SM. Sebagai informasi, koin ini memiliki berat sekitar 12 gram, lebih ringan dibandingkan tetradrachm dari Athena yang memiliki berat sekitar 17 gram.
Koin ular atau cistophoric tetradrachm ini sezaman dengan penguasa lalim Antiochus IV. Dengan demikian, koin ular ini sangat mungkin merupakan koin yang dibawa oleh para pemuda Al Kahfi, yang disebut Ar Raqim dalam Al Quran.
wa Allahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar