Dalam salah satu tulisan Ustad Zulkifli MA mengenai amalan
persiapan akhir zaman, salah satu yang dianjurkan oleh Ustad Zulkifli
adalah meng-emaskan dan mem-perakkan uang kita, atau dalam bahasa lain
menyiapkan dinar dan dirham. Beliau mengutip dua buah hadits sbb:
“Akan datang suatu zaman kepada manusia, barangsiapa tidak mempunyai uang kuning dan juga uang putih, maka tidak akan mendapatkan kemudahan dalam kehidupan.” (HR Ath-Thabrani)
“Akan datang kepada
manusia suatu masa yang mana tidak bermanfaat di masa itu kecuali Dinar dan
Dirham.” (HR Ahmad).
Nah, sekarang “uang kuning” dan “uang putih” yang seperti
apakah yang harus dipersiapkan?
Untuk emas, misalnya, dalam bentuk apakah kita sebaiknya
menukar emas dan dalam satuan/pecahan berapakah sebaiknya kita menginvestasikan
uang kita dalam emas? Karena di pasaran, terdapat beberapa cara untuk
berinvestasi dalam emas, yaitu dalam bentuk emas batangan (emas murni), dalam
bentuk koin dinar, dalam bentuk koin internasional (seperti American Gold
Eagle, Canadian Maple Leaf, Mexican Libertad dan Austrian Philharmonic), atau dalam bentuk perhiasan.
Saya pribadi tidak menganjurkan anda untuk berinvestasi dalam bentuk perhiasan,
karena tujuan kita mempersiapkan emas dan perak adalah untuk bertransaksi di
masa depan, bukan untuk berhias.
Nah, baik emas batangan, koin dinar, maupun koin emas
internasional tersedia dalam berbagai pilihan pembuat (produsen) dan pilihan berat/ukuran. Untuk
emas batangan di Indonesia misalnya, selain Antam yang paling umum, ada juga
emas batangan produksi UBS dan King Halim. Pilihan beratnya pun bermacam-macam,
mulai dari setengah gram, satu gram, dua gram, 2 ½ gram, 3 gram, 4 gram, 5
gram, dst.
Begitu juga dengan koin dinar. Selain Antam, ada juga koin
dinar dari Wakala Induk Nusantara (WIN) dan IMN. Standar ukuran dinar untuk produksi
Antam dan WIN adalah sama, yaitu 1 dinar seberat 4,25 gram. Sedangkan IMN
menerapkan standar yang berbeda, dimana menurut IMN standar 1 dinar 4,44 gram,
sedangkan standar dari 1 dirham 3,11 gram. Untuk koin dinar produksi Antam pun
terdapat 2 pilihan, yaitu emas 22 karat (91,7%) dan emas 24 karat (99,9%).
Ukurannya pun cukup beragam, mulai dari ¼ dinar (1,06 gram), ½ dinar (2,13
gram), dan 1 dinar (4,25 gram).
Bagaimana dengan koin emas internasional? Koin emas
internasional menggunakan standar troy ounce (oz) sebagai satuan standarnya di
mana berat dari 1 oz sekitar 31,1 gram. Untuk koin emas American Gold Eagle
terdapat beberapa ukuran, mulai dari 1/10 oz, ¼ oz, ½ oz, dan 1 oz. Saya
pribadi tidak mengajurkan anda untuk berinvesatsi dalam satuan di atas ½ oz
emas karena nilainya sudah terlalu tinggi. Tidak banyak transaksi yang membutuhkan
nilai seharga ½ oz emas. Untuk koin emas
produksi Negara lain mengeluarkan satuan yang lebih kecil lagi, misalnya dari koin
Libertad dari Mexico dan koin Maple Leaf mengeluarkan satuan 1/20 oz (1,5 gram),
sedangkan Philharmonic dan Somalian Elephant tersedia dalam pecahan 1/25 oz
(1,2 gram).
Dengan begitu banyaknya pilihan untuk berinvestasi dalam
emas, emas yang manakah yang harus dipilih? Menurut saya tidak ada jawaban yang
salah untuk pertanyaan ini, walaupun mungkin saja jawaban yang satu lebih logis
daripada jawaban yang lain :)
Penggunaan (Koin) Emas dalam Sejarah
Kalau kita membaca sejarah, konon koin emas/perak yang
pertama kali digunakan di dunia adalah yang disebut dengan “electrum”, yaitu campuran antara emas dan perak. Satuan standar
electrum (stater) adalah kira-kira seberat 14,1 gram. Namun yang lebih umum
digunakan adalah pecahannya seperti 1/3 stater (trite) seberat 4,7 gram, 1/6
(hecte) seberat 2,3 gram, 1/12 (1,2 gram), 1/24 (0,6 gram). Bahkan tersedia
juga pecahan hingga 1/96 stater walaupun pecahan yang terakhir ini mungkin
sekali jarang digunakan.
Kemudian di masa Romawi, sekitar abad ke-4 M, mulai
diperkenalkan (kembali) mata uang emas “solidus” yang kelak akan menjadi
inspirasi bagi umat Islam untuk memproduksi dinar emas sendiri. Nah, berat
standar dari solidus itu sendiri sekitar 4,5 gram. Namun, selain solidus
standar teresebut, tersedia juga pecahan semissis (2,25 gram) dan tremissis
(1,5 gram).
Sebagai perbandingan, ada baiknya kita juga berkaca dengan
pengalaman Amerika Serikat dalam menggunakan mata uang emas (dan juga perak).
Pada sekitar abad ke-19, Amerika Serikat masih menggunakan mata uang emas dan
perak, masing-masing dengan kadar 90%. Misalnya untuk Gold dollar ($1)
menggunakan koin emas seberat 1,672 gram (dengan emas seberat 1,51 gram),
kemudian quarter eagle($2 ½) dengan berat 4,37 gram, half eagle ($5) dengan
berat 8,75 gram, dan gold eagle ($10) dengan berat 17,5 gram. Selain emas,
mereka juga menggunakan mata uang perak seperti half dollar (50 cent), quarter
dollar (25 cent), dan dime (10 cent). Adapun perbandingan antara nilai emas dan
perak di AS pada sekitar abad ke 19 sampai awal abad ke-20 adalah sekitar 1:15
atau 1:16.
Nah, berkaca dari pengalaman sejarah tersebut saya
berpendapat bahwa sebaiknya kita menyiapkan uang emas dalam bentuk koin emas,
bukan emas batangan. Salah satu alasannya adalah karena koin memang lebih lazim
digunakan sebagai alat pembayaran (untuk bertransaksi), sedangkan emas batangan
lebih cocok hanya sebagai investasi atau untuk disimpan. Lebih disukai jika kita menyiapkannya dalam pecahan kecil seperti 1/20 oz, 1/10 oz, 1/2 dinar, dan 1 dinar, agar lebih memudahkan kita dalam bertransaksi kelak.Di sini saya menggunakan uang emas kuno Romawi "tremissis" sebagai patokan dimana berat "tremissis" yang sekitar 1,5 gram itu mungkin adalah ukuran terkecil yang populer. Sedangkan untuk koin emas di bawah 1 gram, maka ongkos produksinya akan melebihi masa manfaatnya. Untuk transaksi dengan nilai di bawah nilai dari 1 gram emas, sebaiknya gunakan saja koin perak atau dirham.
Lalu, manakah yang
lebih baik untuk dipilih, emas 22 karat (91,7%) atau 24 karat (99,9%)? Emas
adalah logam yang sangat lunak. Itulah sebabnya kalau di film2 dulu, orang
biasanya menggigit emas untuk menguji keaslian emas (walaupun cara ini sangat
tidak dianjurkan). Nah, konon katanya emas 22 karat memiliki ketahanan yang
lebih baik daripada emas 24 karat.
Dengan demikian, saya berpendapat bahwa salah satu pilihan terbaik
dalam berinvestasi pada emas untuk tujuan menghadapi akhir zaman adalah dengan
menyiapkan koin emas dengan kadar 22 karat. Pilihan yang ada di pasaran antara
lain koin dinar emas produksi antam ukuran ¼ dinar, ½ dinar, dan 1 dinar,
kemudian koin dinar emas produksi WIN, koin emas American Gold Eagle ukuran
1/10 oz (3,11 gram) dan ¼ oz (7,5 gram). Saya tidak menganjurkan koin emas yang
lebih besar dari ¼ oz karena nilainya terlalu tinggi.
Lalu bagaimana dengan koin emas dengan kadar 24 karat? Koin
emas 24 karat pun juga merupakan pilihan yang baik dalam berinvestasi untuk
menghadapi akhir zaman, namun karena konon katanya emas 24 karat ini lebih
rentan ketimbang emas 22 karat, maka sebaiknya anda menyiapkan kapsul khusus
untuk koin sejenis ini, atau setidaknya anda menyimpannya dalam flip plastic yang
aman.
Idealnya, kita memiliki koin emas dalam berbagai ukuran
seperti ½ dinar, 1 dinar, serta 1/10 oz American Gold Eagle. Namun, karena dana
saya yang sangat terbatas, saya memilih untuk membeli koin ¼ dinar, ½ dinar,
serta 1/20 oz Mexican Libertad. Adapun niat saya untuk membeli koin emas 1
dinar (produksi Antam) dan 2 dinar (produksi WIN) serta 1/10 oz American Gold
Eagle belum kesampaian karena dananya belum ada :D
vidio ayam sabung live terbesar!
BalasHapusTaruhan Sabung Ayam S128 - SV388 - CFT2288 (KUNGFU)
Bonus 10% Deposit Pertama / Cashback 5% - 10%
Yuk Gabung Bersama Bolavita Di Website www.bolavita1.com
Untuk Info, Bisa Hubungi Customer Service Kami ( SIAP MELAYANI 24 JAM ) :
Telegram : +62812-2222-995 / https://t.me/bolavita
Wechat : Bolavita
WA : +62812-2222-995
Line : cs_bolavita