Rabu, 06 September 2017

Mempersiapkan Emas dan Perak untuk Menghadapi Akhir Zaman



Dalam salah satu tulisan Ustad Zulkifli MA mengenai amalan persiapan akhir zaman, salah satu yang dianjurkan oleh Ustad Zulkifli adalah meng-emaskan dan mem-perakkan uang kita, atau dalam bahasa lain menyiapkan dinar dan dirham. Beliau mengutip dua buah hadits sbb:

“Akan datang suatu zaman kepada manusia, barangsiapa tidak mempunyai uang kuning dan juga uang putih, maka tidak akan mendapatkan kemudahan dalam kehidupan.” (HR Ath-Thabrani)

“Akan datang kepada manusia suatu masa yang mana tidak bermanfaat di masa itu kecuali Dinar dan Dirham.” (HR Ahmad).


Nah, sekarang “uang kuning” dan “uang putih” yang seperti apakah yang harus dipersiapkan?

Untuk emas, misalnya, dalam bentuk apakah kita sebaiknya menukar emas dan dalam satuan/pecahan berapakah sebaiknya kita menginvestasikan uang kita dalam emas? Karena di pasaran, terdapat beberapa cara untuk berinvestasi dalam emas, yaitu dalam bentuk emas batangan (emas murni), dalam bentuk koin dinar, dalam bentuk koin internasional (seperti American Gold Eagle, Canadian Maple Leaf, Mexican Libertad dan Austrian Philharmonic), atau dalam bentuk perhiasan. Saya pribadi tidak menganjurkan anda untuk berinvestasi dalam bentuk perhiasan, karena tujuan kita mempersiapkan emas dan perak adalah untuk bertransaksi di masa depan, bukan untuk berhias. 


Nah, baik emas batangan, koin dinar, maupun koin emas internasional tersedia dalam berbagai pilihan pembuat (produsen) dan pilihan berat/ukuran. Untuk emas batangan di Indonesia misalnya, selain Antam yang paling umum, ada juga emas batangan produksi UBS dan King Halim. Pilihan beratnya pun bermacam-macam, mulai dari setengah gram, satu gram, dua gram, 2 ½ gram, 3 gram, 4 gram, 5 gram, dst.


Begitu juga dengan koin dinar. Selain Antam, ada juga koin dinar dari Wakala Induk Nusantara (WIN) dan IMN. Standar ukuran dinar untuk produksi Antam dan WIN adalah sama, yaitu 1 dinar seberat 4,25 gram. Sedangkan IMN menerapkan standar yang berbeda, dimana menurut IMN standar 1 dinar 4,44 gram, sedangkan standar dari 1 dirham 3,11 gram. Untuk koin dinar produksi Antam pun terdapat 2 pilihan, yaitu emas 22 karat (91,7%) dan emas 24 karat (99,9%). Ukurannya pun cukup beragam, mulai dari ¼ dinar (1,06 gram), ½ dinar (2,13 gram), dan 1 dinar (4,25 gram).


Bagaimana dengan koin emas internasional? Koin emas internasional menggunakan standar troy ounce (oz) sebagai satuan standarnya di mana berat dari 1 oz sekitar 31,1 gram. Untuk koin emas American Gold Eagle terdapat beberapa ukuran, mulai dari 1/10 oz, ¼ oz, ½ oz, dan 1 oz. Saya pribadi tidak mengajurkan anda untuk berinvesatsi dalam satuan di atas ½ oz emas karena nilainya sudah terlalu tinggi. Tidak banyak transaksi yang membutuhkan nilai  seharga ½ oz emas. Untuk koin emas produksi Negara lain mengeluarkan satuan yang lebih kecil lagi, misalnya dari koin Libertad dari Mexico dan koin Maple Leaf mengeluarkan satuan 1/20 oz (1,5 gram), sedangkan Philharmonic dan Somalian Elephant tersedia dalam pecahan 1/25 oz (1,2 gram).


Dengan begitu  banyaknya pilihan untuk berinvestasi dalam emas, emas yang manakah yang harus dipilih? Menurut saya tidak ada jawaban yang salah untuk pertanyaan ini, walaupun mungkin saja jawaban yang satu lebih logis daripada jawaban yang lain :)


Penggunaan (Koin) Emas dalam Sejarah

Kalau kita membaca sejarah, konon koin emas/perak yang pertama kali digunakan di dunia adalah yang disebut dengan “electrum”, yaitu campuran antara emas dan perak. Satuan standar electrum (stater) adalah kira-kira seberat 14,1 gram. Namun yang lebih umum digunakan adalah pecahannya seperti 1/3 stater (trite) seberat 4,7 gram, 1/6 (hecte) seberat 2,3 gram, 1/12 (1,2 gram), 1/24 (0,6 gram). Bahkan tersedia juga pecahan hingga 1/96 stater walaupun pecahan yang terakhir ini mungkin sekali jarang digunakan.


Kemudian di masa Romawi, sekitar abad ke-4 M, mulai diperkenalkan (kembali) mata uang emas “solidus” yang kelak akan menjadi inspirasi bagi umat Islam untuk memproduksi dinar emas sendiri. Nah, berat standar dari solidus itu sendiri sekitar 4,5 gram. Namun, selain solidus standar teresebut, tersedia juga pecahan semissis (2,25 gram) dan tremissis (1,5 gram).


Sebagai perbandingan, ada baiknya kita juga berkaca dengan pengalaman Amerika Serikat dalam menggunakan mata uang emas (dan juga perak). Pada sekitar abad ke-19, Amerika Serikat masih menggunakan mata uang emas dan perak, masing-masing dengan kadar 90%. Misalnya untuk Gold dollar ($1) menggunakan koin emas seberat 1,672 gram (dengan emas seberat 1,51 gram), kemudian quarter eagle($2 ½) dengan berat 4,37 gram, half eagle ($5) dengan berat 8,75 gram, dan gold eagle ($10) dengan berat 17,5 gram. Selain emas, mereka juga menggunakan mata uang perak seperti half dollar (50 cent), quarter dollar (25 cent), dan dime (10 cent). Adapun perbandingan antara nilai emas dan perak di AS pada sekitar abad ke 19 sampai awal abad ke-20 adalah sekitar 1:15 atau 1:16.


Nah, berkaca dari pengalaman sejarah tersebut saya berpendapat bahwa sebaiknya kita menyiapkan uang emas dalam bentuk koin emas, bukan emas batangan. Salah satu alasannya adalah karena koin memang lebih lazim digunakan sebagai alat pembayaran (untuk bertransaksi), sedangkan emas batangan lebih cocok hanya sebagai investasi atau untuk disimpan. Lebih disukai jika kita menyiapkannya dalam pecahan kecil seperti 1/20 oz, 1/10 oz, 1/2 dinar, dan 1 dinar, agar lebih memudahkan kita dalam bertransaksi kelak.Di sini saya menggunakan uang emas kuno Romawi "tremissis" sebagai patokan dimana berat "tremissis" yang sekitar 1,5 gram itu mungkin adalah ukuran terkecil yang populer. Sedangkan untuk koin emas di bawah 1 gram, maka ongkos produksinya akan melebihi masa manfaatnya. Untuk transaksi dengan nilai di bawah nilai dari 1 gram emas, sebaiknya gunakan saja koin perak atau dirham.


Lalu, manakah yang lebih baik untuk dipilih, emas 22 karat (91,7%) atau 24 karat (99,9%)? Emas adalah logam yang sangat lunak. Itulah sebabnya kalau di film2 dulu, orang biasanya menggigit emas untuk menguji keaslian emas (walaupun cara ini sangat tidak dianjurkan). Nah, konon katanya emas 22 karat memiliki ketahanan yang lebih baik daripada emas 24 karat. 


Dengan demikian, saya berpendapat bahwa salah satu pilihan terbaik dalam berinvestasi pada emas untuk tujuan menghadapi akhir zaman adalah dengan menyiapkan koin emas dengan kadar 22 karat. Pilihan yang ada di pasaran antara lain koin dinar emas produksi antam ukuran ¼ dinar, ½ dinar, dan 1 dinar, kemudian koin dinar emas produksi WIN, koin emas American Gold Eagle ukuran 1/10 oz (3,11 gram) dan ¼ oz (7,5 gram). Saya tidak menganjurkan koin emas yang lebih besar dari ¼ oz karena nilainya terlalu tinggi. 


Lalu bagaimana dengan koin emas dengan kadar 24 karat? Koin emas 24 karat pun juga merupakan pilihan yang baik dalam berinvestasi untuk menghadapi akhir zaman, namun karena konon katanya emas 24 karat ini lebih rentan ketimbang emas 22 karat, maka sebaiknya anda menyiapkan kapsul khusus untuk koin sejenis ini, atau setidaknya anda menyimpannya dalam flip plastic yang aman.

Idealnya, kita memiliki koin emas dalam berbagai ukuran seperti ½ dinar, 1 dinar, serta 1/10 oz American Gold Eagle. Namun, karena dana saya yang sangat terbatas, saya memilih untuk membeli koin ¼ dinar, ½ dinar, serta 1/20 oz Mexican Libertad. Adapun niat saya untuk membeli koin emas 1 dinar (produksi Antam) dan 2 dinar (produksi WIN) serta 1/10 oz American Gold Eagle belum kesampaian karena dananya belum ada :D  

Dalam posting berikutnya, mudah-mudahan saya dapat menampilkan gambar dari sebagian koin emas dan koin perak saya.

1 komentar:

  1. vidio ayam sabung live terbesar!
    Taruhan Sabung Ayam S128 - SV388 - CFT2288 (KUNGFU)
    Bonus 10% Deposit Pertama / Cashback 5% - 10%
    Yuk Gabung Bersama Bolavita Di Website www.bolavita1.com
    Untuk Info, Bisa Hubungi Customer Service Kami ( SIAP MELAYANI 24 JAM ) :
    Telegram : +62812-2222-995 / https://t.me/bolavita
    Wechat : Bolavita
    WA : +62812-2222-995
    Line : cs_bolavita

    BalasHapus