Sabtu, 03 Desember 2022

Euforia Arab Saudi

Pada babak penyisihan piala dunia 2022 pada tanggal 22 November 2022 yang lalu, tim Arab Saudi secara mengejutkan berhasil menumbangkan kesebelasan Argentina yang merupakan salah satu favorit juara. Terjadi euforia pada negara Arab Saudi, hingga Raja Salman mengumumkan libur pada esok harinya. Bahkan terdapat kabar bahwa seluruh pemain kesebelasan Arab Saudi akan diberi hadiah berupa mobil mewah roll royce.

Namun apa yang terjadi kemudian? Arab Saudi kalah dua kali berturut-turut, sehingga Arab Saudi gagal melaju ke babak berikutnya. 

Pelajaran apa yang bisa dipetik dari euforia sesaat kesebelasan Arab Saudi? Tentu saja, kita tidak boleh merasa bangga atau jumawa jika kita berhasil dalam suatu hal. Jika seandainya kita berhasil dalam satu hal, hal tersebut tidak menjamin bahwa kita akan sukses juga dalam hal yang lain.

Euforia Arab Saudi mengingatkan saya kepada sikap umat Islam. Kalau saya perhatikan, banyak umat muslim yang merasa bangga dengan agamanya sendiri, atau lebih parah lagi, mereka bangga pada alirannya sendiri, seraya meremehkan agama atau aliran lain. 

Sebagai analogi, misalnya tim Arab Saudi saya contohkan merepresentasikan umat Islam Ahli Sunnah wal Jama'ah. Sementara tim Argentina merepresentasikan umat Katolik. Kita, umat Islam, merasa bangga bahwa kita adalah umat pilihan Tuhan, sedangkan kita menganggap bahwa umat Katolik itu sesat dan kafir. Sehingga sebagian dari kita sudah berani untuk memvonis bahwa kita akan masuk surga, sementara umat Katolik akan masuk neraka. Nah, disinilah masalahnya. Masalahnya, tauhid atau hablum minallah itu bukanlah satu-satunya tolok ukur untuk masuk surga. Selain hablum minallah masih ada hablum minannas. Jika kita merasa berhasil dalam hablum minallah (walaupun pada kenyataannya ibadah kita selama ini belum tentu diterima Allah), belum tentu kita akan berhasil juga dalam hablum minannas. Malah, kalau boleh saya katakan, sepertinya kalau soal urusan hablum minannas, nampaknya rata-rata umat Islam masih kalah jika dibandingkan dengan umat Katolik atau umat Kristen. Jadi, boleh jadi pada akhirnya skor akhir antara umat Muslim dibandingkan umat Katolik, akan berimbang, atau jangan-jangan malah dimenangkan oleh umat Katolik (God forbid). Oleh karena itu, seyogyanya setiap insan muslim harus mengikis habis sikap sombong dan jumawa yang ada di dalam hatinya, dan jangan sampai kita meremehkan umat lain yang kita anggap sesat.

Kembali ke piala dunia, ternyata Arab Saudi gagal melaju ke babak berikutnya. Sedangkan Argentina justru berhasil melangkah ke babak berikutnya. Saya tidak akan heran jika seandainya Agerntina akan berhasil masuk ke babak perempat final, atau babak semifinal piala dunia 2022.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar